Kamis, 20 Januari 2022

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK NIFAS DAN MENYUSUI

 


PENGERTIAN DAN TUJUAN ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung kira-kira 6 minggu, akan tetapi, seluruh alat genital baru pulih kembali seperti keadaan sebelum hamil dalam waktu 3 bulan.

Tujuan utama asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui adalah sebagai berikut: a) Menjaga kesehatan ibu dan bayi secara holistik pada aspek biopsikososial dan spiritual. b) Melakukan skrining yang komprehensif. c) Melakukan rujukan secara aman dan tepat waktu. d) Memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu nifas dan menyusui.

Asuhan kebidanan berpusat pada ibu (women centered) artinya adalah dalam memberikan asuhan kebidanan mempertimbangkan asuhan ibu dan bayi dari sudut pandang holistik, artinya bahwa asuhan kebidanan mempertimbangkan asuhan dari konteks fisik, emosional, psikologis, spiritual, sosial, dan budaya. Selain itu untuk pengambilan keputusan asuhan kebidanan berpusat pada ibu, perlu mempertimbangkan hak-hak dan pilihan yang terbaik pada ibu tentang asuhan yang akan dilakukan pada dirinya.

Dimensi asuhan kebidanan model Jigsaw, artinya bahwa model Jigsaw, merupakan aspek yang secara komprehensif perlu dilaksanakan dalam asuhan kebidanan terdiri dari aspek dimensi; berpusat pada ibu, menggunakan bukti terbaik, profesional dan legal, bekerja secara tim, komunikasi efektif, kecakapan klinis, menerapkan model asuhan, menyediakan lingkungan yang aman serta melakukan upaya promosi kesehatan.

Asuhan kebidanan berdasarkan bukti yang terbaik (evidence based practice) adalah pelaksanaan praktik asuhan kebidanan bukan sekedar berdasarkan kebiasaan rutinitas praktik atau pengalaman klinis saja, namun berdasarkan bukti yang terbaik. Adapun yang dimaksud bukti yang terbaik (evidence based) adalah hasil-hasil riset yang terbukti terpilih dan direkomendasikan untuk memperbaiki kualitas asuhan kebidanan.

Praktik asuhan yang aman adalah praktik yang menggunakan bukti terbaik, mengutamakan keselamatan ibu (patient safety) dan utamanya ditujukan pada kesejahteraan ibu dan anak (wellbeing mother and child), berdasarkan kewenangan dan standar serta aturan-aturan yang berlaku dalam pelayanan kebidanan (legal aspect).

PRINSIP DALAM PRAKTIK ASUHAN KEBIDANAN NIFAS DAN MENYUSUI

Kerja tim dalam pelayanan kebidanan adalah kerja dengan sesama profesi bidan, dengan berbagai pengalaman dan ketrampilan masing-masing. Sedangkan kolaborasi dalam asuhan kebidanan adalah kerjasama dengan profesi lain dalam sebuah tim profesional untuk memberikan asuhan kebidanan yang komprehensif. Kerja tim kolaborasi dalam menjalankan praktik profesional ini dikenal dengan istilah interprofessional collaburation (IPC).

Memberikan asuhan berpusat pada ibu nifas (women centered) selama periode postnatal mewajibkan bidan untuk membina hubungan dan berkomunikasi secara efektif. Bidan harus menyadari pentingnya petunjuk yang diberikan kepada ibu postnatal selama pemberian asuhan. Bidan harus selalu memberikan penjelasan kepada ibu postnatal tentang asuhan yang akan diberikan dan tahapan asuhan apa yang akan dilalui oleh ibu dan mengapa asuhan kebidanan penting dilakukan.

Model asuhan kebidanan yang tepat dapat berpengaruh dalam menentukan asuhan yang mungkin diterima ibu, siapa yang memberi asuhan, dan kapan diberikan asuhan kebidanan. Bidan perlu mempertimbangkan cara terbaik untuk memberi asuhan 28 Asuhan kebidanan Nifas dan Menyusui n sehingga dapat memengaruhi perkembangan yang akan datang bagi kepentingan terbaik ibu dan keluarga.

Bidan dalam memberi asuhan postnatal perlu memastikan bahwa lingkungan tempat mereka bekerja mendukung praktik kerja yang aman dan efektif serta melindungi ibu dan keluarga dari bahaya. Sesuai Kode Etik Bidan Indonesia menyatakan bahwa “Bidan harus memiliki keterampilan dan pengetahuan unuk melakukan praktik yang aman dan efektif saat memberikan pelayanan kebidanan”.

Memberi asuhan postnatal bagi ibu dan keluarga perlu memberikan kesempatan bagi bidan untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Inti dari upaya promosi kesehatan adalah membangun hubungan positif ibu postnatal dan bidan. Dari hubungan positif dengan ibu postnatal dapat membantu ibu mencapai adaptasi positif menjadi orang tua dan meningkatkan pilihan gaya hidup dan asuhan yang akan menguntungkan ibu, bayi dan keluarga.

Kebijakan program nasional pada masa nifas dan menyusui adalah sebagai berikut : a) Menilai kondisi kesehatan ibu dan bayi. b) Melakukan pencegahan terhadap kemungkinan-kemungkinan adanya gangguan kesehatan ibu nifas dan bayinya. c) Mendeteksi adanya komplikasi atau masalah yang terjadi pada masa nifas. d) Menangani komplikasi atau masalah yang timbul dan mengganggu kesehatan ibu nifas maupun bayinya.

Kontrol atau kunjungan masa nifas setidaknya 4 kali, yaitu: a) 6-8 jam setelah persalinan (sebelum pulang) b) 6 hari setelah persalinan c) 2 minggu setelah persalinan d) 6 minggu setelah persalinan.

PERUBAHAN FISIK SERTA ADAPTASINYA PADA MASA NIFAS DAN MENYUSUI

Involusi adalah kembalinya uterus pada ukuran, tonus dan posisi sebelum hamil. Mekanisme pokok pada proses involusi adalah iskemia, fagositosis, dan autolisis. Setelah lahirnya plasenta, pada uterus yang berkontraksi posisi fundus uteri berada kurang lebih pertengahan antara umbilikus dan simfisis, atau sedikit lebih tinggi. Dua hari kemudian, kurang lebih sama dan kemudian mengerut, sehingga dalam dua minggu telah turun masuk kedalam rongga pelvis dan tidak dapat diraba lagi dari luar. Involusi uterus melibatkan pengreorganisasian dan pengguguran desidua serta penglupasan situs plasenta, sebagaimana diperlihatkan dalam pengurangan dalam ukuran dan berat serta warna dan banyaknya lokia.

Darah adalah komponen mayor dalam kehilangan darah pervaginam pada beberapa hari pertama setelah melahirkan. Sehingga produk darah merupakan bagian terbesar pada pengeluaran pervaginam yang terjadi segera setelah kelahiran bayi dan pelepasan plasenta. Seiring dengan kemajuan proses involusi, pengeluaran darah pervaginam merefleksikan hal tersebut. Vulva, vagina dan perineum mengalami trauma persalinan, peregangan dan penekanan selama proses persalinan, sehingga pada saat postpartum diperlukan proses penyembuhan. Kebutuhan dukungan sosial, emosional dan psikologis orang tua merupakan aspek yang penting untuk keberhasilan asuhan kebidanan pada masa nifas dan menyusui, sehingga terhindar dari adanya penyulit dan komplikasi.

Perubahan-perubahan fisiologi sistem tubuh pada ibu post partum adalah meliputi: a) Tanda vital b) Sirkulasi darah c) Sistem kardiovaskuler d) Sistem hematologi e) Sistem pencernaan f) Sistem muskuloskeletal g) Sistem endokrin h) Sistem eliminasi i) Penurunan berat badan j) Perubahan payudara k) Peritoneum dan dinding abdomen.

ADAPTASI DAN PEMENUHAN KEBUTUHAN FISIOLOGIS POSTPARTUM

Nutrisi atau gizi adalah zat yang diperlukan oleh tubuh untuk keperluan metabolismenya. Kebutuhan gizi pada masa postpartum dan menyusui meningkat 25%, karena berguna untuk proses penyembuhan setelah melahirkan dan untuk produksi ASI untuk pemenuhan kebutuhan bayi. Kebutuhan eliminasi miksi dan defekasi pada ibu postpartum dimungkinkan ada perubahan, maka dilakukan penatalaksanaan melalui pengaturan diit berserat sayur dan buah, minum yang cukup minimal 3 liter per hari, olahraga atau senam nifas, apabila diperlukan lakukan perangsangan secara alamiah.

Mobilisasi dini pada ibu postpartum disebut juga early ambulation, yaitu upaya sesegera mungkin membimbing ibu keluar dari tempat tidurnya dan membimbing berjalan. Keuntungan yang diperoleh dari Early ambulation adalah klien merasa lebih baik, lebih sehat dan lebih kuat, faal usus dan kandung kencing lebih baik, dan sirkulasi dan peredaran darah menjadi lebih lancar. Exercise atau senam nifas, mempunyai banyak manfaat yang esensinya untuk memulihkan kesehatan ibu, meningkatkan kebugaran, sirkulasi darah, dan juga bisa mendukung ketenangan dan kenyamanan ibu. Perawatan perineum bermanfaat untuk membantu penyembuhan luka perineum maupun mencegah infeksi genetalia. Perawatan payudara berguna untuk mempersiapkan proses laktasi dan mendukung keberhasilan menyusui.

PERUBAHAN-PERUBAHAN PSIKOLOGIS PADA MASA POSTPARTUM

Hasil-hasil riset evidence menunjukkan bahwa periode kehamilan, persalinan dan postpartum merupakan masa terjadinya stress dan perubahan psikologis yang bermakna, kecemasan, gangguan emosi, dan penyesuaian diri. Bidan penting untuk memiliki keterampilan dalam mengenali distress emosi yang cukup bermakna sebagai respon terhadap penyimpangan dan kejadian terkait postpartum. Prediksi risiko merupakan aspek penting dalam asuhan kebidanan, karena peningkatan stress selama asuhan postnatal tidak hanya mempengaruhi kesehatan emosi dan psikologis ibu, tetapi juga mempunyai dampak terhadap kesejahteraan bayi.

Bidan yang bekerja pada fasilitas pelayanan kesehatan primer harus memberikan asuhan yang efektif, sehingga mampu mengenali, mendeteksi adanya perubahan psikologis dan mampu melakukan penatalaksanaan yang tepat sehingga dapat mencegah adanya psikopatologi dan morbiditas psikologis. Dukungan psikososial pada ibu akan meningkatkan adaptasi dan kenyamanan psikologis ibu postpartum. Untuk mencapai kesejahteraan psikologis, mekanisme koping yang efektif dan penyesuaian emosi yang aman, setiap tahapan harus diselesaikan dengan baik atau dinegosiasikan oleh orang yang bersangkutan agar dapat melangkah ke tahapan selanjutnya dengan efektif.

Masa nifas adalah periode 6-8 minggu postpartum, merupakan masa dimana ibu menyesuaikan diri secara fisiologis dan psikososial untuk menjadi ibu. Postnatal blues atau postpartum blues merupakan suatu fenomena perubahan psikologis yang dialami oleh ibu. Penyimpangan dari kondisi psikologis yang normal pada masa postpartum disebut Psikopatologi. Contoh-contoh kasus psikopatologi adalah; depresi postpartum, distress emosi, duka cita dan kehilangan dan psikosis postpartum.

ADAPTASI PSIKOLOGIS POSTPARTUM DAN PERSIAPAN PERAN ORANG TUA

Pada masa postpartum terjadi transisi perubahan peran, yaitu menjadi orang tua setelah kelahiran bayi. Sebenarnya ibu dan suami sudah mengalami perubahan peran sejak masa kehamilan. Perubahan peran ini semakin meningkat setelah kelahiran anak. Pada hari pertama dan kedua setelah melahirkan, ketergantungan ibu sangat menonjol. Pada saat ini ibu mengharapkan segala kebutuhannya dapat dipenuhi oleh orang lain. Rubin (1991) menetapkan periode beberapa hari ini sebagai fase menerima yang disebut dengan taking in phase. Pada fase taking hold, ibu berusaha keras untuk menguasai tentang keterampilan perawatan bayi. Pada masa ini ibu agak sensitif dan merasa tidak mahir dalam melakukan hal-hal tersebut, cenderung menerima nasihat bidan, karena ibu terbuka untuk menerima pengetahuan dan kritikan yang bersifat pribadi. Periode Letting go ini biasanya terjadi “after back to home” dan sangat dipengaruhi oleh waktu dan perhatian yang diberikan keluarga. Ibu akan mengambil tanggung jawab dan beradaptasi terhadap kebutuhan perawatan bayi.

Sibling rivalry adalah kecemburuan, persaingan antara saudara, hal ini biasanya terjadi pada orang tua yang mempunyai dua anak atau lebih. Sibling rivalry terjadi jika anak merasa mulai kehilangan kasih sayang dari orang tua dan merasa bahwa saudara kandung adalah saingan dalam mendapatkan perhatian dan kasih sayang dari orang. Sibling rivalry terjadi karena orang tua memberikan perlakuan yang berbeda pada anak-anak mereka atau karena kehadiran anak baru dalam keluarga. Peran orang tua perlu dipersiapkan, salah satu kunci sukses menjadi orangtua adalah mempersiapkan diri dari kedua orang tua. Beberapa kajian penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara dukungan sosial dengan kecenderungan depresi postpartum pada ibu primipara. Semakin tinggi tingkat dukungan sosial, maka semakin rendah kecenderungan depresi postpartum pada ibu atau sebaliknya.

FISIOLOGI LAKTASI

Mammogenesis adalah istilah yang digunakan untuk pembentukan kelenjar mammae atau payudara yang terjadi dalam beberapa tahap; embriogenesis, pubertas, kehamilan dan laktogenesis. 2) Pada masa laktasi terdapat banyak alveoli yang berkelompok (10-100) membentuk lobuli (lobus-lobus kecil), yang bersatu menjadi lobus. Alveoli terdiri dari selapis laktosit yang menghasilkan ASI (secretory epithelium), yang dikelilingi oleh jaringan kapiler. Laktosit berbaris membentuk lumen alveoli yang berbentuk kubus bila penuh dan berbentuk seperti kolom atau pilar yang kosong. Masing-masing saling berhubungan dan mengatur komposisi ASI untuk ditampung dalam lumen alveoli. Payudara penuh dengan pembuluh-pembuluh darah, 60 persen suplai darah terjadi melalui arteri mamaria internal dan 30 persen melalui arteri torakalis lateral. Drainase vena terjadi melalui vena-vena mammaria dan vena-vena aksilaris. Sistem limfoid mengeluarkan cairan yang berlebih dari jaringan berongga ke dalam nodus-nodus aksilaris dan nodus-nodus mammae.

Laktogenesis adalah mulainya produksi ASI. Ada tiga fase laktogenesis; dua fase awal dipicu oleh hormon atau respon neuroendokrin, yaitu interaksi antara sistem saraf dan sistem endokrin (neuroendocrine responses) dan terjadi ketika ibu ingin menyusui ataupun tidak, fase ketiga adalah autocrine (sebuah sel yang mengeluarkan hormon kimiawi yang bertindak atas kemauan sendiri), atau atas kontrol lokal. Interaksi antara sistem saraf otonom, sistem hormonal, dan sistem muskular (somatic) sebagai proses “perlekatan atas kemauan sendiri” ketika seorang bayi terlihat merangkak dan menyentuh atau melekat ke payudara melalui proses IMD.

Kontak skin-to-skin pada saat lahir mendorong tingkah laku neurologis untuk menyusu. Bayi baru lahir utamanya menggunakan tongue stripping yaitu suatu gerakan menyerupai ombak untuk mengosongkan ASI dari payudara (tekanan positif). Gerakan peristaltik dari lidah ini bergerak dari bagian anterior mulut ke arah posterior. ASI mengandung banyak unsur atau zat yang memenuhi kebutuhan bayi dan ASI tidak dapat digantikan dengan susu buatan meskipun sudah ada kemajuan teknologi. Maka ASI sering disebut sebagai cairan kehidupan (living fluid). Empat fase pengisapan oral, yaitu: fase persiapan oral, transisi oral, faringeal dan esofageal. ASI bermanfaat tidak hanya untuk bayi saja, tetapi juga untuk ibu, keluarga dan negara.

MANAJEMEN LAKTASI

Persiapan menyusui sejak masa kehamilan penting untuk dilakukan. Ibu yang menyiapkan menyusui sejak dini akan lebih siap menyusui bayinya. Oksitosin merupakan suatu hormon yang dapat memperbanyak masuknya ion kalsium kedalam intrasel. Keluarnya hormon oksitosin akan memperkuat ikatan aktin dan myosin sehingga kontraksi uterus semakin kuat dan proses involusi uterus semakin bagus. Pijat oksitosin adalah suatu tindakan pemijatan tulang belakang mulai dari nervus ke 5 - 6 sampai scapula yang akan mempercepat kerja saraf parasimpatis untuk menyampaikan perintah ke otak bagian belakang sehingga oksitosin keluar. ASI eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan. Bahkan air putih tidak diberikan dalam tahap ASI eksklusif ini. ASI dalam jumlah cukup merupakan makanan terbaik pada bayi dan dapat memenuhi kebutuhan gizi bayi selama 6 bulan pertama. Kurangnya pengetahuan dan ketrampilan tenaga kesehatan, termasuk bidan dalam mendorong para ibu untuk menyusui diketahui sebagai faktor yang berkontribusi besar terhadap rendahnya angka inisiasi dan durasi menyusui, yang mengakibatkan tidak konsisten dan tidak akuratnya informasi yang diberikan.

Reflek rooting dan sucking akan distimulasi oleh sentuhan halus payudara. Segera setelah bayi mengarah ke puting dan menyentuhnya dengan bibir bawah, maka refleks membuka mulut akan dirangsang. Salah satu tanda perlekatan yang baik adalah bahwa puting harus tetap berbentuk bulat dan tidak berubah. Tidan esensial untuk memberi batasan tentang lamanya menyusui karena bersifat individual bagi tiap bayi. Pada akhir penyusuan bayi akan menjadi lebih santai dan akan melepaskan payudara, puting harus terlihat bulat dan sehat. Perlekatan yang tidak baik atau tidak efektif pada payudara dapat menimbulkan luka atau puting lecet. Perlekatan pada payudara yang tidak sempurna ini akan berakibat pada pengeluaran ASI yang tidak efektif dan stasis ASI yang dapat menyebabkan terjadinya pembengkakan payudara, sumbatan duktus, peradangan payudara (mastitis) dan kemungkinan abses.

TANDA BAHAYA POSTPARTUM

Asuhan kebidanan kita menggunakan model asuhan yang berpusat pada ibu (Women Center Care) yaitu asuhan kesehatan yang berfokus atau berpusat pada wanita atau perempuan. Dalam kebidanan terpusat pada ibu (wanita) adalah suatu konsep yang mencakup hal- hal yang lebih memfokuskan pada pada kebutuhan, harapan, dan aspirasi masing-masing wanita dengan memperhatikan lingkungan sosialnya dari pada kebutuhan institusi atau pelayanan kebidanan terkait. Women centered Care adalah istilah yang digunakan untuk filosofi asuhan kebidanan yang memberi prioritas pada keinginan dan kebutuhan pengguna, dan menekankan pentingnya informed choice, kontinuitas perawatan, keterlibatan pengguna, efektivitas klinis, respon dan aksesibilitas. Dalam hal ini bidan difokuskan memberikan dukungan pada wanita dalam upaya memperoleh status yang sama di masyarakat untuk memilih dan memutuskan perawatan kesehatan dirinya.

Mortalitas pada masa nifas adalah kematian ibu setelah persalinan, dan menyebabkan kesedihan yang mendalam bagi anggota keluarga, dan semua pihak yang terlibat dengan asuhannya, rangkaian kehidupan berubah dalam beberapa hal karena adanya mortalitas ibu yang tidak terduga, kematian ibu merupakan peristiwa yang sangat mempengaruhi siklus keluarga, dan bahkan menjadi stressor dalam keluarga. Tanda-tanda bahaya postpartum adalah suatu tanda yang abnormal yang mengindikasikan adanya bahaya atau komplikasi yang dapat terjadi selama masa nifas.

PENYULIT DAN KOMPLIKASI POSTPARTUM

Perdarahan perdarahan postpartum adalah perdarahan melebihi 500-600 ml yang terjadi setelah bayi lahir atau perdarahan seberapapun yang disertai dengan perubahan keadaan umum ibu, tanda-tanda vital serta adanya tanda-tanda syok. Perdarahan postpartum primer (early postpartum hemorarghic) adalah perdarahan yang terjadi dalam 24 jam postpartum, sedangkan perdarahan postpartum sekunder adalah perdarahan yang terjadi setelah 24 jam hingga 6 minggu postpartum (late postpartum hemorarghic). Infeksi nifas adalah semua peradangan yang disebabkan oleh masuknya bakteri atau kuman ke dalam organ genital pada saat persalinan dan masa nifas. Infeksi nifas adalah infeksi bakteri pada traktus genitalia yang terjadi setelah melahirkan, ditandai dengan kenaikan suhu sampai 38°C atau lebih selama 2 hari dalam 10 hari pertama pasca persalinan, dengan mengecualikan 24 jam pertama. Preeklampsia dan eklampsia tidak hanya terjadi pada masa kehamilan, namun pada beberapa kasus preeklampsi/eklampsi dapat berlanjut hingga pada masa postpartum.

Laserasi perineum adalah robekan jaringan antara pembukaan vagina dan rektum. Luka jahitan perineum bisa disebabkan oleh rusaknya jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu pada saat proses persalinan maupun tindakan episiotomi. Pada ibu postpartum terdapat peningkatan kapasitas kandung kemih, pembengkakan dan trauma jaringan sekitar uretra yang terjadi selama proses melahirkan. Hal ini terjadi akibat proses kelahiran dan efek konduksi anestesi yang dapat mengakibatkan masalah perkemihan pada ibu postpartum. Faktor yang mempengaruhi anemia pada masa nifas adalah persalinan dengan perdarahan, ibu hamil dengan anemia, asupan nutrisi yang kurang, penyakit virus dan bakteri. Anemia dalam masa nifas sebagian besar merupakan kelanjutan dari anemia yang diderita saat kehamilan. Sakit kepala, nyeri epigastrium dan perubahan penglihatan pada masa nifas dapat merupakan gejala preeklampsia, jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.



Sumber : Wahyuni, Elly Dwi. 2018. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Jakarta: Badan Pengembangan dan Pemberdayaan Sumber Daya Manusia Kesehatan (Kementerian Kesehatan). 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

ASUHAN KEBIDANAN HOLISTIK KESPRO-KB

  KONSEP KESEHATAN REPRODUKSI Kesehatan reproduksi bukan hanya mencakup kesehatan reproduksi perempuan secara sempit misalnya masalah se...